Ternyata Jenis Rumput Laut Ini Banyak Tumbuh Di Indonesia, Keren Sekali
Jenis-jenis Rumput Laut
Kekayaan sumber daya laut Indonesia, keragaman hayati dan jenis jenis sumber daya alam di dalamnya begitu membludak ruah. Rumput laut adalahsalah satu biota laut yang pelbagai spesiesnya di Indonesia. Kekayaan spesies dari rumput laut ini tidak melulu berperan dalam menjaga ekuilibrium ekosistem tetapi dapat dipungut manfaatnya. Manfaat dari rumput laut ini sangatlah beragam, diantaranya yaitu, sebagai bahan baku industri masakan, industri kosmetik, industri konstruksi, farmasi, kesehatan dan kedokteran. Untuk tersebut telah tidak sedikit masyarakat khususnya masyarakat pesisir yang sudah membudidayakan sekian banyak jenis rumput laut. (baca juga teknik menjaga ekuilibrium ekosistem dan pelestarian biota laut)
Pengelompokan tanaman rumput laut tergolong ke dalam makroalga, yang tidak mempunyai akar, daun dan batang sejati (Thallophyta). Terdapat thallus yang menggantikan faedah akar pada tumbuhan, yakni sebagai penyerap hara dan nutrisi dari sekitar. Proses fotosintesis pada tumbuhan pun terjadi pada rumput laut sebab telah mempunyai klorofil dan terjadi di unsur thallus (autotrof). (baca juga tulisan bersangkutan unsur bagian tanaman dan jenis jenis akar tumbuhan).
Jenis yang Dibudidayakan
Terdapat pelbagai jenis rumput laut yang sudah dibudidayakan, tetapi terdapat sejumlah jenis rumput laut unggulan yang sudah dibudidayakan dan berpotensi di Indonesia. Berikut diantaranya jenis jenis rumput laut, yaitu.
1.Gelidium sp.
Rumput laut jenis ini adalahsalah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). Warna merah pada rumput laut ini diakibatkan oleh pigmen fikoeritrin. Gelidium sp. mempunyai panjang tidak cukup lebih 20 cm dan lebar 1,5 mm. Thallusnya berwarna merah, coklat, hijau-coklat atau pirang.
Organ reproduksinya berukuran makroskopis. Rumput laut jenis ini mempunyai warna yang bervariasi, urusan ini bersangkutan faedah cahaya matahari untuk tumbuhan rumput laut di mana terdapat besar kecilnya intensitas cahaya dominan terhadap warna. Di Indonesia sendiri mempunyai 8 spesies dari jenis rumput laut ini.
Adapun sentra budidaya rumput laut Gelidium sp. ada di pesisir Kepulauan Seribu, Kepulauan Riau, Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua. Berbagai jenis Gelidium sp. di Indonesia dan negara beda dimanfaatkan sebagai bahan baku pabrik agar-agar domestik dan sebagai komoditas ekspor. Kandungan agar-agarnya berkisar antara 12-48%, tergantung jenisnya.
2. Gracilaria Veruccosa
Rumput laut jenis ini adalahsalah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). Sama laksana jenis rumput lainnya, G. verrucosa mempunyai bentukan yang serupa akar, batang, daun, atau buah yang dinamakan thallus. Ciri-ciri umum G. verrucosa pada format thallusnya yang menipis dan silindris dengan bentukan persimpangan yang tidak teratur.
Pada pangkal persimpangan thallusnya menyempit. Umumnya ujung thallus G. verrucosa meruncing dengan permukaan yang halus tetapi terkesan berbintil. Diameter thallus G. verrucosa berkisar antara 0.5 – 4.0 mm. Jenis rumput laut ini pada habitat aslinya menempati wilayah 300-1000 m dari garis pantai. G. verrucosa tergolong rumput laut yang mempunyai sifat euryhalin yaitu keterampilan untuk bisa hidup pada perairan bersalinitas 15-30 ppt. Pertumbuhan G. verrucosa diketahui lebih baik di lokasi dangkal yang mempunyai intensitas cahaya tinggi dari pada di lokasi dalam.
Suhu yang optimum guna pertumbuhan ialah 20-28o C dan pH optimum antara 6-9. Di samping itu, substrat lokasi melekatnya G. verrucosa berupa batu, pasir dan lumpur. Gambaran umum rumput laut ialah macrobenthic (besar dan melekat), organisme autotrof, memerlukan cahaya guna keberlangsungan hidupnya sampai-sampai rumput laut tidak bisa hidup pada kedalaman laut yang tidak terdapat cahaya.
Wilayah penyebaran G. verrucosa di Indonesia mencakup di distrik Sulawesi unsur selatan (Jeneponto, Takalar, Sinjai, Bulukumba, Wajo, Paloppo, Bone, Maros), Sulawesi tenggara dan Sumbawa barat. Daerah budidaya Gracilaria ada di Sulawesi selatan, Lombok barat, Sumbawa, Pantai unsur utara Jawa, Serang, Lamongan dan Sidoarjo. G. verrucosa pun ditemukan hidup di teluk atau laguna yang keruh dangkal dekat dengan aliran air tawar yang berisi tidak sedikit nutrien. Biasanya melekat di batu pasir, lumpur dan jenis jenis terumbu karang. (baca juga tulisan bersangkutan teknik melestarikan terumbu karang dan teknik transplantasi terumbu karang)
3. Eucheuma spinosum
spinosumRumput laut jenis ini adalahsalah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). Thallus berbentuk silindris, persimpangan thallus berujung runcing dan ditumbuhi tonjolan, berupa duri lunak. Permukaan tubuhnya licin, berwarna coklat tua, hijau coklat, hijau kuning atau merah ungu.
Variasi warna ini berhubungan dengan keterampilan adaptasi karomatik dari jenis rumput laut ini yang tergantung dari intensitas cahaya matahari yang diterima. Tinggi E. spinosum dapat menjangkau 30 cm dan persimpangan thallus kesatu dan kedua tumbuh menyusun rumpun yang rimbun dengan ciri khusus menuju arah datangnya sinar matahari, terdapat yang memanjang dan terdapat yang melengkung.
Eucheuma spinosum tumbuh pada perairan yang jernih, dasar perairannya berpasir atau berlumpur dan hidupnya menempel pada sekian banyak jenis jenis terumbu karang. Persyaratan hidup lainnya yakni ada arus. Umumnya di dekat rumput laut akan tidak sedikit ada jenis jenis plankton. Bagi di Indonesia sendiri masih baru dibudidayakan dalam skala besar di wilayah Madura – Sumenep dan Bali. Adapun rumput laut E. spinosum ialah salah satu komoditas ekspor yang potensial guna dikembangkan. Rumput laut E. spinosum dipungut karaginannya yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
4. Eucheuma Cottonii
coyttRumput laut jenis ini adalahsalah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). E. cottonii dapat dipisahkan dari thallusny di mana thallusnya bercabang-cabang berbentuk silindris atau pipih, percabangannya tidak tertata dan kasar (sehingga adalahlingkaran) sebab ditumbuhi oleh nodulla atau spine untuk mengayomi gametan.
Ujungnya runcing atau tumpul berwarna coklat ungu atau hijau kuning. Spina Eucheuma cottonii tidak tertata menutupi thallus dan cabang-cabangnya. Permukaan licin, cartilaginous, warna hijau, hijau kuning, abau-abu atau merah. Penampakan thallus bervariasi dari format sederhana hingga kompleks.
Habitat dari E. cottonii ini ialah pada wilayah pasang surut, rataan terumbu karang, menempel pada substrat yang keras. Pertumbuhan rumput laut sangat diprovokasi oleh dua hal yaitu hal internal dan hal eksternal. Faktor internal yang dominan antara beda jenis, galur, unsur thalus dan umur. Sedangkan hal eksternal yang dominan antara beda keadaan jasmani dan kimiawi perairan. Sentra distrik budidaya rumput laut jenis ini ada di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat. E. cottonii dipungut kandungan kimiawinya yakni karagenan dan dimanfaatkan dalam industri kosmetika, makanan, dan obat-obatan.
5. Acantophora spicifera
acon-newRumput laut jenis Acanthopora sp. adalahsalah satu misal Rhodophyta (rumput laut merah). Thallus silindris, persimpangan bebas, tegak, ada duri-duri pendek selama thallus yang merupakan ciri khas jenis ini. Tubuh berwarna coklat tua atau coklat kekuning – kuningan. Rumpun lebat dengan persimpangan kesegala arah.
Tumbuh pada substrat batu atau substrat keras lainnya seperti sejumlah jenis terumbu karang dan dapat mempunyai sifat epifit. A. spicifera menghasilkan alanine dan aspartic acid.
Jenis rumput laut ini masih tidak banyak dibudidayakan di Indonesia dan seringkali dimanfaatkan sebagai makanan enteng dan makanan olahan.
6. Chondrococcus hornemannii
chondrococcus-hornemanniiiRumput laut jenis C. hornemannii adalahsalah satu spesies dari Rhodophyta (rumput laut merah). Thallus pipih, permukaan halus, menyusun rumpun kecil tetapi paling rimbun saling bertumpukan. Percabangan berselang-seling teratur, merapat, tubuh berwarna merah-ungu atau pirang.
Tumbuh lazimnya di wilayah ujung luar unsur terumbu karang yang senantiasa terendam air, melekat pada substrat batu dan terumbu karang dengan holdfast yang berbentuk cakram kecil. Rumput laut merah jenis C. hornemannii menghasilkan produk kimia asparagin dan karagenan serta dimanfaatkan sebagai bahan dasar supaya agar dan kosmetik.
7. Hypnea sp.
hypnneaRumput laut jenis Hypnea sp.adalahsalah satu misal Rhodophyta (rumput laut merah). Cir khas dari rumput laut jenis ini ialah mempunyai thallus yang lurus, berbelah lemah, berwarna coklat atau kehijau-hijauan tergantung intensitas cahaya matahari dan kedalaman lokasi tumbuh.
Sepanjang thallus ada rambut-rambut yang halus. Sama laksana rumput laut merah jenis beda Hypnea sp. dimanfaatkan dan dipungut karagenannya sebagai bahan baku sekian banyak industri. Perkembangbiakan tanaman rumput laut jenis ini dalam budidayanya seringkali diperbanyak dengan vegetatif produksi yaitu memakai stek thallus.
8. Ulva lactuca
ulva-lactuca-l11Rumput laut jenis Ulva sp.atau selada laut (sea lettuce) ialah rumput laut yang termasuk dalam divisi Chlorophyta (rumput laut hijau). Termasuk dalam divisi Chlorophyta sebab sel-sel berisi tidak sedikit berisi klorofil a sehingga menyerahkan warna hijau pada rumput laut ini.
Habitatnya ialah di air laut dan morfologinya berupa thallus tipis dan gepeng laksana pedang yang terdiri atas 2 lapis sel. Tidak terdapat diferensiasi jaringan dan semua sel memiliki format yang tidak cukup lebih identik, kecuali pada sel-sel basal yang merasakan elongasi menyusun rhizoid penempel. Masing-masing sel pada spesies ini terdiri atas suatu nukleus, dengan kloroplas berbentuk cawan dan suatu pirenoid.
Ulva lactuca mempunyai panjang hingga 100 cm dan berwarna hijau apel terang, dan memiliki format strap-shaped blades (pedang melipat) dengan tepi yang halus namun bergelombang. Bagian tengah dari masing-masing helaian biasanya berwarna pucat dan semakin ke arah tepi warnanya semakin gelap. Pada wilayah tropis, tanaman ini seringkali ada di air yang dangkal (zona intertidal unsur atas hingga kedalaman 10 meter).
0 Response to "Ternyata Jenis Rumput Laut Ini Banyak Tumbuh Di Indonesia, Keren Sekali"
Post a Comment